Fakta-Fakta Menarik dari Sejarah Indonesia
Kita pasti sudah akrab dengan
sejarah Indonesia. Bahkan, zaman pra-sejarah pun ikut kita pelajari sejak duduk
di bangku sekolah dasar. Kita diberitahu bahwa Kerajaan Kutai adalah
kerajaan pertama di Indonesia dan Belanda menjajah Indonesia selama 3,5 abad
(meskipun ini kemudian menuai perdebatan). Tidak lupa, ada juga kisah Keris Mpu
Gandring yang digunakan untuk membunuh keturunan Ken Arok dan Tunggul Ametung.
Buku sejarah yang begitu tebal dan
tidak ada habisnya dibahas dari sekolah dasar hingga menengah atas seakan telah
merekam seluruh peristiwa bersejarah di Indonesia. Tapi, sebenarnya ada lho
fakta-fakta unik dari sejarah yang nggak diajarkan di bangku sekolahmu.
Berikut ini beberapa di antaranya:
1.
Koran Pertama yang Terbit dan yang Dibredel di Indonesia adalah Koran yang Sama
![Koran pertama di Indonesia](file:///C:\Users\CRNCME~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
Koran pertama di Indonesia via sorotnews.com
Gubernur Jenderal Hindia
Belanda Jan Pieterszoon Coen memerintahkan anak buahnya untuk membuat
lembaran berita internal yang berisi informasi mengenai kedatangan dan
keberangkatan kapal-kapal niaga. Lembaran berita tersebut ditulis tangan
sebanyak 4 halaman dan diberi nama Memorie der Nouvelles. Ini
merupakan cikal bakal koran Bataviase Nouvelles, yang diterbitkan
pertama kali pada 7 Agustus 1744 — setelah masuknya mesin cetak ke Hindia
Timur.
Bataviase Nouvelles
merupakan koran pertama yang diterbitkan di Batavia, maupun Indonesia. Koran
ini diterbitkan seminggu sekali sebanyak 4 halaman dengan layout
dua kolom.
Namun sayangnya, baru saja kontrak
penerbitan diperpanjang, koran ini harus dibredel pada 20 November 1745 karena
anggota Dewan Direktur VOC di Amsterdam takut akan banyak rahasia VOC yang
terbongkar ke publik.
2.
Marco Polo Bertemu dengan Masyarakat Kanibal di Nusantara
![Mantan kanibal dari Sumatra Utara tahun 1905](file:///C:\Users\CRNCME~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.jpg)
Mantan kanibal dari Sumatra Utara
tahun 1905 via historia.co.id
Pada perjalanannya ke Nusantara
tahun 1292, Marco Polo terkejut melihat adanya masyarakat yang memakan daging manusia.
Kejadian ini ia temukan di pesisir Sumatra.
Ketika berada di Kerajaan Dagroian
(daerah Pidie, Aceh), Marco Polo melihat masyarakat setempat memakan daging
kerabatnya yang sedang sakit parah dan tidak bisa disembuhkan. Di daerah
tersebut, jika ada kerabat yang sakit maka akan dipanggil penyihir untuk
memeriksa apakah penyakit tersebut bisa disembuhkan atau tidak. Jika tidak
bisa, maka akan dipanggil orang khusus untuk membunuh kerabat yang sakit. Lalu
setelah mati, dagingnya akan dimasak dan disantap bersama.
3.
Bung Karno Tidak Puasa Saat Proklamasi
![Bung Karno saat membacakan teks proklamasi](file:///C:\Users\CRNCME~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.jpg)
Bung Karno saat membacakan teks
proklamasi via id.wikipedia.org
Mungkin kamu tahu bahwa
hari proklamasi kemerdekaan RI jatuh pada bulan Ramadhan. Namun, saat itu
Bung Karno tidak berpuasa karena
sedang sakit akibat gejala malaria tertiana. Ketika dibangunkan di pagi hari,
Bung Karno mengeluh badannya terasa seperti meriang. Setelah disuntik dan minum
obat, beliau kembali tidur dan bangun pada pukul 09.00 WIB untuk bersiap-siap
memroklamirkan kemerdekaan RI pada pukul 10.00 WIB.
Bayangkan betapa membaranya semangat
beliau memproklamasikan kemerdekaan. Kamu pasti nggak menyangka ‘kan kalau
saat itu beliau sedang sakit?
4. Stasiun
KA Bandung Dirancang untuk Persiapan Pemindahan Ibukota dari Jakarta ke
Bandung
![Stasiun KA Bandung rancangan arsitek Belanda](file:///C:\Users\CRNCME~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.jpg)
Stasiun KA Bandung rancangan arsitek
Belanda via kereta-api.co.id
Bandung memang telah memiliki
stasiun kereta api sejak tahun 1884. Tapi, bangunan stasiun yang sampai
sekarang masih berdiri adalah rancangan tahun 1928, yang khusus dirancang
arsitek Belanda EH de Roo karena niat Belanda memindahkan ibukota Hindia Belanda
dari Jakarta ke Bandung. Saat itu, pihak Belanda telah merencanakan
pembangunan 14 kantor dan perumahan bagi 1.500 pegawainya.
Niat ini tak sempat
terpenuhi karena pada tahun 1930-an Belanda mengalami krisis ekonomi.
Kondisi keuangannya juga makin terpuruk karena okupasi Nazi Jerman
di masa Perang Dunia II.
5.
Permen Jahe Sempat Jadi Komoditas Utama Batavia
![Lokasi strategis membuat Batavia ramai dikunjungi pedagang](file:///C:\Users\CRNCME~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg)
Lokasi strategis membuat Batavia
ramai dikunjungi pedagang via nationalgeographic.co.id
Indonesia memang dikenal bangsa
Barat sebagai wilayah penghasil rempah-rempah dengan kualitas sangat baik,
seperti lada dan jahe. Siapa sangka bahwa rempah-rempah tersebut tumbuh dengan
baik dan subur di daratan Batavia, yang sekarang menjadi Jakarta. Bahkan pada
tahun 1778, Batavia harus memproduksi 4,5 ton permen jahe untuk
diekspor ke Belanda.
6. Bendera
Pusaka dari Sprei dan Penjual Soto
![Bendera Pusaka dikibarkan](file:///C:\Users\CRNCME~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.jpg)
Bendera Pusaka dikibarkan via baltyra.com
Bendera merah putih untuk keperluan
kemerdekaan sebenarnya telah dibuat oleh Fatmawati, istri Bung Karno, sebelum
tanggal 16 Agustus 1945. Akan tetapi, bendera tersebut dianggap terlalu kecil
untuk dikibarkan. Akhirnya, Fatmawati membongkar lemari mencari kain untuk membuat bendera baru. Ia
menemukan kain sprei berwarna putih. Bagian merahnya dibeli dari seorang
penjual soto oleh pemuda bernama Lukas Kastaryo.
7.
Demi Patung Dirgantara, Bung Karno Jual Mobil
![Edhi Sunarso dan Patung Dirgantara](file:///C:\Users\CRNCME~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.jpg)
Edhi Sunarso dan Patung Dirgantara
via rosodaras.wordpress.com
Pembuatan Patung Dirgantara atau
Patung Pancoran sempat terhenti karena peristiwa Gerakan 30 September/PKI,
yang membuat posisi Bung Karno sebagai Presiden Indonesia di ujung tanduk.
Demi menyelesaikan pembuatan patung tersebut, Bung Karno harus menjual salah satu mobilnya
dan menyerahkan dana sebesar Rp 1,7 juta kepada Edhi Sunarso, sang pemahat.
Edhi pun juga turut merogoh kocek
pribadi hingga mengutang ke pemasok bahan pembuatan patung. Sayangnya, sebelum
patung itu diresmikan, Bung Karno telah meninggal dunia terlebih dulu. Edhi
yang melihat iringan mobil jenazah Bung Karno saat sedang melakukan
penyelesaian akhir di atas patung kemudian turun, dan ikut mengiringi kepergian
Bung Karno.
8.
Penulis Naskah Pidato Bahasa Inggris Bung Karno yang Pertama Berdarah Viking
![K'tut Tantri dan rekan-rekan seperjuangannya di Surabaya](file:///C:\Users\CRNCME~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.jpg)
K’tut Tantri dan rekan-rekan
seperjuangannya di Surabaya via kaskus.co.id
Untuk siaran pidato bahasa
Inggrisnya yang pertama, Bung Karno mempercayakan naskahnya pada K’ tut Tantri, seorang
perempuan warga negara Amerika kelahiran Skotlandia yang juga
berdarah Viking. Perempuan bernama asli Muriel Stuart Walker tersebut turut
bergerilya bersama Bung Tomo dan pejuang lainnya di Jawa Timur sebelum akhirnya
tinggal di Yogyakarta, ibukota negara Indonesia pada saat itu.
K’tut Tantri menetap di Indonesia
selama 15 tahun dan turut mengobarkan semangat perjuangan bagi bangsa ini.
9.
Draf Naskah Proklamasi Sempat Hilang
![Draft Naskah Proklamasi](file:///C:\Users\CRNCME~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image010.jpg)
Draft Naskah Proklamasi via baltyra.com
Draf naskah proklamasi ditulis
tangan oleh Bung Karno dan dibantu Bung Hatta dalam pemilihan kata-katanya.
Setelah acara proklamasi selesai, draf tersebut menghilang.
Wartawan senior Indonesia bernama BM Diah menemukan draf tersebut
terbuang di tempat sampah. BM Diah lalu menyimpan draft tersebut
selama 46 tahun 9 bulan 19 hari, sebelum akhirnya diserahkan ke pemerintah pada
29 Mei 1992.
10.
Nusantara Bukan Wilayah Majapahit
![WIlayah efektif Kerajaan Majapahit adalah Jawa Tengah dan Jawa Timur](file:///C:\Users\CRNCME~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.jpg)
WIlayah efektif Kerajaan Majapahit
adalah Jawa Tengah dan Jawa Timur via nationalgeographic.co.id
Selama ini kita mengetahui bahwa
daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit mencakup seluruh Nusantara, bahkan Thailand
dan Campa. Padahal sebenarnya tidak ada bukti pasti yang
menjelaskan bahwa wilayah Majapahit mencakup seluruh Nusantara. Daerah efektif
kekuasaan Majapahit hanya sebatas Pulau Jawa saja, bahkan hanya Jawa Tengah dan
Jawa Timur. Nusantara merupakan koalisi antara kerajaan-kerajaan untuk
kepentingan keamanan dan perdagangan regional.
Anggapan bahwa kerajaan-kerajaan
tersebut memberi upeti kepada Majapahit adalah salah tafsir karena tidak ada
keterangan sedikitpun di kitab Negarakretagama yang menyatakan adanya
upeti, apalagi upeti tanda tunduk kepada Majapahit.
Menurut Negarakretagama,
Majapahit memang sering mengadakan pesta yang mengundang kerajaan-kerajaan dan
wakil kerajaan tersebut membawa hadiah bagi Raja Majapahit. Namun, itu hanya
hadiah, bukan upeti.
11.
Belanda Membawa Narapidana Pertama ke Nusakambangan
![LP Nusakambangan saat ini](file:///C:\Users\CRNCME~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image012.jpg)
LP Nusakambangan saat ini via tribunnews.com
Pulau Nusakambangan dikenal sebagai
Alcatraz-nya Indonesia. Narapidana-narapidana kelas kakap banyak yang dikirim
ke pulau ini untuk menjalani masa hukuman. Titik awal masuknya
narapidana ke Pulau Nusakambangan adalah saat Belanda akan membangun benteng
pertahanan di pulau tersebut.
Untuk membangun benteng, Belanda
memanfaatkan tenaga narapidana dari beberapa penjara di Jawa.
Narapidana-narapidana tersebut dibawa Belanda ke Pulau Nusakambangan dan
akhirnya melanjutkan hukumannya di pulau tersebut.
12.
Kemelut Perang Diponegoro
![Suasana di masa Pangeran DIponegoro](file:///C:\Users\CRNCME~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.jpg)
Suasana di masa Pangeran DIponegoro
via nationalgeographic.co.id
Pemberontakan yang dipimpin oleh
Pangeran Diponegoro ternyata sudah direncanakan sebelumnya, sejak
terjadi “degradasi moral” di dalam keraton karena pengaruh Belanda. Selain itu,
menurut sebuah naskah berbahasa Jawa di Keraton Yogyakarta, terlihat adanya
keterlibatan Keraton Yogyakarta dalam penjebakan Pangeran Diponegoro di
Magelang dengan menyelundupkan Raden Adipati Abdullah, saudara ipar dari
Pangeran Diponegoro sekaligus patih yang saat itu menjabat.
13.
Indonesia Pernah Masuk Piala Dunia
![Tim Hindia Belanda menggunakan seragam berwarna oranye dengan celana putih dan kaus kaki biru muda.](file:///C:\Users\CRNCME~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image014.jpg)
Tim Hindia Belanda menggunakan
seragam berwarna oranye dengan celana putih dan kaus kaki biru muda via bbc.co.uk
Ternyata pada tahun 1938, Indonesia
pernah masuk dalam jajaran tim yang
bertanding di Piala Dunia, dengan nama Hindia Belanda. Tim Hindia
Belanda merupakan tim Asia pertama yang tampil di Piala Dunia 1938. Koran
Perancis L’Equipe edisi 6 Juni 1938 memberitakan bahwa gaya menggiring
bola tim Hindia Belanda sangat brilian, tetapi tidak cukup baik untuk
pertahanan.
Terlibatnya tim Hindia Belanda di
Piala Dunia 1938 bukan dengan dukungan PSSI, melainkan Nederlandcshe Indische
Voetbal Unie (NIVU), organisasi sepakbola pemerintah kolonial Belanda. Kapten
dari tim Hindia Belanda ini adalah seorang dokter.
14.
Hotel Indonesia Adalah Hotel Bintang 5 Pertama di Asia Tenggara
![Menu Restoran Ramayana Hotel Indonesia di awal tahun 1960-an](file:///C:\Users\CRNCME~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image015.jpg)
Hotel Indonesia merupakan salah satu
dari proyek mercusuar Bung Karno untuk membangkitkan harga diri bangsa
Indonesia. Hotel Indonesia dibangun
bersama dengan Tugu Selamat Datang dan dipersiapkan untuk menyambut tamu
mancanegara peserta Asian Games IV/1962. Kemudian, hotel ini dimanfaatkan untuk
menyambut tamu penting kenegaraan. Dirancang oleh arsitek asal Amerika Serikat,
Hotel Indonesia menjadi gedung pencakar langit pertama di Indonesia dan hotel
bintang 5 pertama di Asia Tenggara.
Nah, itu dia beberapa fakta sejarah
Indonesia yang cukup unik, tapi mungkin tak pernah diterangkan oleh
guru Sejarah-mu. Mungkin kamu mau menambahkan fakta-fakta sejarah yang
lain? Isi di kolom komentar, ya!
No comments:
Post a Comment